Views: 192
BANTAENG, JAPOS.CO – Bupati Bantaeng, Ilham Azikin didampingi sejumlah Kepala OPD menghadiri syukuran mata air Benteng Bola yang terletak di Desa Bonto Tappalang, Kecamatan Tompobulu, Rabu (16/11). Ilham Azikin menggunakan kendaraan roda dua menuju ke sana.
Dia berangkat dari Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Bantaeng menuju Desa Bonto Tappalang. Waktu yang dibutuhkan kurang lebih 30 menit. Jalan menanjak, berkelok dan hujan mengiringi perjalanan itu.
Sesampainya di Desa Bonto Tappalang, perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki sepanjang kurang lebih satu kilometer ke mata air Benteng Bola. Kondisi alam yang masih terjaga dengan baik memanjakan mata.
Tiba di mata air, warga di sana telah berkumpul. Makanan khas telah warga siapkan. Pemuda Desa Bonto Tappalang, Riswandi mengatakan mata air Benteng Bola sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu.
“Mata air sudah puluhan tahun. Mata air ini dinikmati oleh warga di empat desa. Desa Labbo, Bonto Tappalang, Balumbung dan Kelurahan Campaga,” kata dia.
Dia mengungkapkan, syukuran tersebut memang rutin dilaksanakan setiap tahun. Kegiatan itu dipelopori Karaeng Rahman. Syukuran itu merupakan ungkapan rasa syukur atas mata air ciptaan tuhan.
“Syukuran ini adalah ungkapan rasa syukur kami atas mata air yang kami rutin laksanakan setiap tahun,” kata dia.
Dia juga mengungkapkan, pemerintah juga telah melakukan berbagai peran penting dalam memelihara alam di Bonto Tappalang. Salah satunya dengan konservasi lingkungan dan penanaman puluhan ribu pohon di Desa Bonto Tappalang.
Untuk menjaga lingkungan, Riswandi juga mengungkapkan, ada aturan bagi warga di sana untuk tidak menebang pohon sembarangan. “Kalau ada yang menebang pohon sembarangan itu tidak diberi akses air bersih,” kata dia.
Sementara itu, Bupati Bantaeng, Ilham Azikin mengajak masyarakat dan seluruh pihak untuk menjaga kelestarian alam Desa Bonto Tappalang. Hal itu tentu bertujuan untuk kebaikan seluruh masyarakat Bantaeng.
“Menjaga alam kita tetap lestari, tentu akan membawa banyak manfaat dan kebaikan bagi kita semua,” kata dia. (ST. ARWATI)