Views: 253
PANGANDARAN, JAPOS.CO – Desa Pangandaran menjadi salah satu desa di Kabupaten Pangandaran yang diusulkan sebagai pusat kegiatan verifikasi lapangan 12 indikator masyarakat tsunami ready oleh UNESCO IOC.
Head of IOTIC UNESCO, Ardito M Kodijat bersama rombongan disambut oleh Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata dan Wakil Bupati, Ujang Endin Indrawan serta Sekda, H. Kusdiana didampingi Kepala BMKG Bandung, Teguh Ayu di depan kantor Desa Pangandaran, Sabtu (17/9).
Dalam kesempatan itu, Bupati Pangandaran, mengatakan, indeks kebencanaan di Kabupaten Pangandaran cukup tinggi, selama ini sudah melakukan upaya penanganan kesiapsiagaan bencana. “Apakah kesiapsiagaan kita sudah standar, sudah benar atau tidak maka sekarang di verifikasi yang namanya tsunami ready tingkat nasional,” kata H. Jeje.
Ternyata kata Bupati Pangandaran, dari 12 indikator, Desa Pangandaran masuk dan sudah mendapat pengakuan tsunami ready tingkat nasional. “Nah sekarang kita tingkatkan lagi menjadi tingkat internasional di UNESCO IOC. Nanti kita lihat apakah dari 12 indikator dalam kesiapsiagaan bencana tsunami sudah memenuhi syarat belum, nah sekarang akan dinilai oleh UNESCO,” katanya.
Bupati Pangandaran juga mengatakan, implikasinya banyak, dan yang terpenting adalah bagaimana bisa hidup berdampingan dengan bencana, sehingga apabila terjadi bencana masyarakat sudah siap. “Itu tujuan dari program tsunami ready tersebut,” katanya.
Head of IOTIC UNESCO, Ardito M Kodijat mengatakan, kelebihan dari program kesiapsiagaan tsunami UNESCO Ready ini akan memberikan tingkat kepercayaan bagi wisatawan itu lebih tinggi dan akan merasa aman dan nyaman saat dikunjungi. “Program yang diajukan oleh Desa Pangandaran sebagai desa siaga tsunami ini belum final untuk mendapat pengakuan secara internasional. Dan yang akan memberi pengakuan itu adalah UNESCO IOC. “Sekarang masih dalam proses verifikasi, apakah sudah memenuhi kriteria, kemudian dari Indonesia akan dikirim oleh BMKG ke UNESCO di Paris, dan mereka akan mereview kembali, kalau semua kelengkapannya sudah sesuai maka Desa Pangandaran dikukuhkan sebagai desa siaga tsunami,” kata Ardito.
Ardito menyampaikan ada 12 indikator yang harus dilengkapi yaitu memiliki peta bahaya tsunami, memiliki informasi perkiraan jumlah orang yang berada di wilayah bahaya tsunami, memiliki papan informasi publik tentang gempa dan tsunami, memiliki inventaris sumberdaya ekonomi, infrastruktur, politik dan sosial untuk pengurangan resiko bahaya tsunami sebagai daerah pariwisata, memiliki peta evakuasi tsunami yang mudah dimengerti yang disusun bersama dengan pihak berwenang berkolaborasi dengan masyarakat, memiliki materi pendidikan dan kesiapsiagaan yang didistribusikan.
Memiliki kegiatan pendidikan dan kesiapsiagaan secara rutin, melakukan pelatihan tsunami secara rutin, memiliki rencana operasi darurat tsunami, memiliki kapasitas untuk melaksanakan rencana operasi kedaruratan, memiliki kemampuan menerima info gempa dan peringatan dini tsunami 24 jam 7 hari, memiliki kemampuan menyebarluaskan info gempa dan peringatan dini tsunami 24 jam 7 hari. “Daerah yang sudah dikukuhkan sebagai Komunitas Siaga Tsunami Internasional oleh UNESCO IOC yaitu Kelurahan Tanjung Benoa Bali, “ pungkasnya. (Mamay)