Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Tengah

Tanggulangi Keterbatasan Lahan TPA, DLH Rencanakan Replikasi Oops Mami

×

Tanggulangi Keterbatasan Lahan TPA, DLH Rencanakan Replikasi Oops Mami

Sebarkan artikel ini

Views: 208

KOTA PEKALONGAN, JAPOS.CO – Sebagai upaya untuk menanggulangi keterbatasan lahan tempat pemrosesan akhir (TPA) di Degayu, Pemerintah kota Pekalongan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berencana akan mereplikasi 2 TPS3R menjadi Omah Olah Pilah Sampah Mandiri dan Berekonomi (OOPS MAMI).

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Hal ini disampaikan oleh Kepala DLH, Joko Purnomo, ia menuturkan setelah pilot project oops mami di bendan, di perubahan anggaran selanjutnya akan dilaksanakan 2 replikasi oops mami, pengadaan alat untuk budidaya maggot dan dilanjutkan hingga ternak lele dan juga ayam.

Dikata Joko, penentuan lokasi replika tersebut, DLH akan melakukan penilaian terlebih dahulu untuk melihat kesiapan dari pengelola masing-masing TPS3R, “Jika kita beri tambahan alat tetapi mereka belum siap, saya rasa sangat disayangkan, jadi kita akan berikan kepada pengelola yang siap dan punya semangat untuk menyelesaikan sampah,” katanya baru-baru ini.

Ia melanjutkan, usai terealisasi 2 replika oops mami, program akan dilanjutkan di lokasi lain sehingga nantinya 20 TPS3R yang ada di kota Pekalongan, seluruhnya akan dijadikan oops mami, “Kita masih ada satu, dari satu ini memang perlu kita replikasi supaya tidak ada lagi sampah yang dibuang ke TPA,” imbuhnya.

Sebagai informasi, TP3R kelurahan Klego merupakan salah satu kandidat terpilih yang siap  untuk menjalankan program oops mami, sebab selama ini proses pengolahan sampah berjalan optimal, meskipun hanya dikelola oleh 2 petugas saja.

Sementara itu, pengelola TP3R Kelurahan Klego, Muhammad Batin saat dikonfirmasi langsung menyebutkan tiap harinya minimal sebanyak 2 muatan viar sampah dipilah untuk kemudian diproses hingga menjadi pupuk organik. TPS3R Kelurahan Klego, menampung sampah dari 3 kelurahan yakni Klego, Sugihwaras dan Poncol.

“Sampah masuk, langsung kita pilah organik dan anorganik seperti atom, botol kaca kemudian sampah organik kita simpan ditempat selama 1 bulan, dilanjutkan dengan penggilingan, dan diayak, tiap bulan kita setor 200 kg pupuk ke DLH,” terangnya.(sofi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Views: 108 SAMOSIR, JAPOS.CO –  Sejumlah Anggota DPRD bersama Plt Bupati Samosir Martua Sitanggang mensahkan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) APBD Tahun 2025 menjadi Peraturan Daerah (Perda) dengan Pagu sebesar Rp…